Menjadi Pemuda Remaja Kristen yang Tangguh

(Belajar dari mujizat Yesus memberi makan 5.000 orang)

Oleh: Hendry Zacharias (Pelayan Altar GPdI Immanuel Ministry, Kupang)

Ulangan 28:13 Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia

  1. Pendahuluan

Tangguh merupakan suatu sifat yang harus dimiliki oleh setiap pemuda-remaja di masa-masa sulit saat ini. Tangguh sendiri menurut KBBI memiliki pengertian sukar dikalahkan, kuat, andal, kuat sekali (tentang pendirian dan sebagainya), tabah dan tahan (menderita dan sebagainya) dan kukuh (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/tangguh).

Menjadi tangguh berarti menjadi individu yang yang mampu mengelola tekanan dengan tepat menggunakan koping efektif dan melakukan adaptasi positif. Koping merupakan kemampuan untuk mengelola pikiran dan emosi saat menghadapi tuntutan atau situasi yang menekan, sedangkan adptasi merupakan suatu proses mengubah perilaku agar dapat menyesuaiakan dengan perubahan lingkungan dan tekanan sosial.

Pada era keterbukaan informasi seperti saat ini pemuda-remaja banyak diterpa dengan berbagai informasi-informasi dari internet dan media sosial. John Naisbit dalam bukunnya ”High Tech, High Touch (1999)” mengatakan bahwa manusia sedang dalam zona mabuk teknologi, dimana masyarakat berada pada suatu hubungan yang rumit dan sering sekali bertentangan antara teknologi dan pencarian masyarakat akan makna. Hal inilah yang menggiring manusia untuk menyukai budaya instan, ekstrem, serta sulit membedakan antara yang nyata dan semu, yang benar ataupun yang salah. (https://www.harianbhirawa.co.id/media-sosial-dan-ancaman-generasi-yang-hilang/)

Pada sisi lain, banyak pemuda-remaja yang memahami janji Tuhan dalam Ulangan 28:13 sebagai suatu janji instan sehingga pada saat mereka gagal mencapai sesuatu mereka akan sangat terpuruk dan hilang pengharapan kepada Tuhan.

  1. Tantangan Pemuda-Remaja saat ini

Badan Pusat Statistik (BPS-Kota Kupang dalam Angka 2022) merilis jumlah angkatan kerja pada tahun 2021 di Kota Kupang sebesar 62.34% terhadap usia kerja (usia kerja 15-64 tahun), 55.57% merupakan usia pemuda-remaja (15-45 tahun) jika dibandingkan dengan total jumlah penduduk dan 77.21% terhadap jumlah penduduk menurut usia kerja, artinya angkatan kerja di Kota Kupang didominasi oleh pemuda-remaja.

Indonesia pada tahun 2030-2040 diprediksi akan mengalami bonus demografi dimana dependency ratio akan berada dibawah 50% bahkan pada tahun 2030 akan mencapai titik terendah 46.9% yang artinya di tahun tersebut kelompok usia produktif mencapai 2 kali lipat dibanding yang tidak produktif (https://koran-jakarta.com/sambut-bonus-demografi-siapkan-lebih-banyak-lapangan-kerja?page=all). Kondisi ini bagi Indonesia merupakan suatu peluang karena akan melimpah dengan penduduk usia produktif, namun disisi lain tentunya akan menjadi tantangan terberat bagi para pemuda-remaja karena akan terjadi persaingan yang ketat.

Selain itu gempuran media sosial terutama untuk segmen pemuda-remaja sangat masif, dan didominasi dengan tayangan-tanyangan tentang gaya hidup mewah, cerita-cerita sukses tanpa secara detail menyampaikan proses mencapai sukses, serta menampilkan figur-figur yang terkenal bukan karena kemampuan itelektual tapi karena tingkah-tingkah yang menurut saya tidak patut untuk dilakukan (contohnya https://www.youtube.com/watch?v=PUAsk_jCXm4&t=13s) dan yang lebih menguatirkan adalah konten-konten seperti ini yang disukai oleh kebanyakan pemuda-remaja. Keadaan ini semakin memperbesar budaya instan pada diri pemuda-remaja.

  1. Janji Tuhan

Dalam Alkitab, banyak sekali janji Tuhan untuk masa depan yang lebih baik. Dalam tulisan ini, saya menyampaikan dua ayat yang sangat populer yaitu dalam Ulangan 28:13 (Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia) dan Yeremia 29:11 (Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepada mu hari depan yang penuh harapan). Dari dua janji Tuhan tersebut sangat jelas bahwa Tuhan menghendaki untuk pemuda-remaja Kristen menjadi orang-orang yang berhasil dalam berbagai bidang yang digeluti.

  1. Bagaimana Menjadi Pemuda-Remaja Kristen yang Tangguh

Pada bagian 2 dan 3 telah disampaikan dua keadaan yang saling bertolakbelakang, disatu sisi ada tantangan yang bisa membuat pemuda-remaja gagal dan putus asa namun di sisi lain ada janji Tuhan yang begitu luar biasa. Satu hal yang pasti bahwa janji Tuhan adalah ya dan Amin namun tetap tergantung pada sikap kita untuk meraih janji Tuhan tersebut (kehendak bebas manusia).

Menjadi pemuda-remaja yang tangguh adalah salah satu cara yang Tuhan inginkan untuk mengapai janji Tuhan tersebut. Dan Yesus sendiri mengajarkan caranya dalam peristiwa mujizat Yesus memberi makan 5.000 orang yang ditulis dalam empat kitab injil (Matius 14:13-21; Markus 6:30-44; Lukas 9:10-17 dan Yohanes 6:1-13).

Menjadi pemuda-remaja Kristen yang tangguh menurut Yesus (dalam kaitan dengan peristiwa mujizat ini) adalah menjadi pemuda-remaja yang berani menghadapi dan menyelesaikan masalah bukan lari atau melimpakan penyelesaian kepada orang lain atau hal lain. Dalam Markus 6:37a saat murid-murid meminta Yesus untuk menyuruh orang-orang agar pulang karena hari sudah malam (ayat 35-36), Yesus malah berkata ”Kamu harus memberi mereka makan!”. Bahkan pada Yohanes 6:6 Yesus malah memberi tantangan kepada Filipus untuk memikirkan bagaimana cara menghadapi/menyelesaikan masalah tersebut.

Untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi saat itu ada tiga langkah yang Yesus ajarkan;

A. Menemukan/ kenali apa yang ada pada diri kita

Langkah pertama yang Yesus buat adalah menemukenali apa yang ada pada murid-murid dan semua orang yang hadir. Perhatikan Markus 6:38 (Tetapi Ia berkatan kepada mereka: ”Berapa banyak roti yang ada padamu? Coba periksa!” …..). Semua kita minimal mempunyai satu kelebihan dan hal ini sangat tergantung pada cara pandang kita.

Cara pandang kita terhadap apa yang kita punya sangat menentukan langkah yang akan kita ambil. Perumpamaan tentang talenta (Matius 25:14-30) memberikan gambaran yang jelas tentang hal ini. Cara pandang tentang apa yang kita punya juga menentukan cara kita merespon apa yang sudah Tuhan beri kepada kita, perhatikan Matius 14:17 (Jawab mereka: ”Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan”) sekilas penggunaan kata ”hanya” adalah wajar karena secara jumlah lima roti dan dua ikan tidak sebanding dengan jumlah orang yang hadir, namun sesungguhnya kata ”hanya” menunjukkan bahwa mereka kurang percaya kalau Yesus mampu menggunakan yang sedikit sekalipun.

B. Bawa yang kita miliki kepada Tuhan

Langkah kedua yang Yesus minta adalah bawa apa yang kita punya kepada Tuhan (Matius 14:18), untuk bisa melakukan hal ini diperlukan kepercayaan, keyakinan serta kerelaan penuh dari pihak yang punya. Secara manusia tentunya keluarga yang mempunyai lima roti dan dua ikan bisa saja menolak karena dalam pikirannya bagaimana keluarganya akan makan kalau diserahkan kepada Yesus dan murid-muridnya?, apakah akan cukup untuk semua atau jangan-jangan hanya mau diambil untuk Yesus dan murid-murid saja?.

Membawa apa yang kita punya kepada Tuhan harus didasari dengan pemahaman bahwa semua yang kita punya adalah merupakan anugerah Tuhan (Matius 25:14-30) dan akan menjadi sia-sia kalau Tuhan tidak ikut dalam semua yang akan kita lakukan (Mazmur 127:1).

C. Usahakan/kelola yang kita punya dengan penuh ucapan syukur

Langkah ketiga yang Yesus buat adalah mengelola apa yang ada untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan penuh ucapan syukur. Perhatikan Yohanes 6:11 (Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, …). Perhatikan juga Matius 14:19 (.., mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikan …).

Ucapan syukur adalah bentuk pengungkapan bahwa: (1) kita menyerahkan segalanya kepada Tuhan; (2) kita siap dibentuk/diproses oleh Tuhan; (3) kita membiarkan kasih Tuhan mengalir dalam kita; (4) kita membiarkan kuasa Tuhan bekerja. Ucapan syukur adalah manifestasi dari iman bahwa apapun yang kita alami hari ini selalu ada rencana Tuhan yang baik dibaliknya.

  1. Simpulan

Janji Tuhan tentang masa depan yang lebih baik dan penuh harapan adalah pasti, disisi lain tantangan hidup di dunia semakin hari semakin berat dan kegagalan adalah sesuatu yang mungkin dialami, untuk itu diperlukan pemuda-remaja Kristen yang tangguh untuk menghadapi tantangan dalam menggapai masa depan sesuai janji Tuhan. Pemuda-remaja Kristen yang tangguh adalah pemuda-remaja yang memiliki dan mengikuti cara padangan Yesus dalam menghadapi dan menyelesaiakan masalah.

THE HAPPINESS OF YOUR LIFE DEPENDS ON THE QUALITY OF YOUR THOUGHTS

 

 

Bagikan postingan ini
× Hubungi Kami